Last Updated on March 23, 2022 by
Di era digital yang serba cepat seperti saat ini, suatu website perlu berkembang untuk menyesuaikan kebutuhan pengguna. Selama beberapa tahun belakangan, para pengembang teknologi pun menciptakan inovasi yang dapat membantu para pengguna untuk melakukan aktivitas internet secara mobile.
Teknologi Progressive Web App atau disingkat dengan PWA adalah teknologi untuk akses website secara lebih cepat. PWA dibutuhkan untuk mempertahankan pengunjung suatu situs. Guna mengembangkan PWA yang baik, dibutuhkan framework yang baik pula. Berikut 11 Framework terbaik yang dapat Anda gunakan dalam mengembangkan PWA.
Table of Contents
1. ReactJS
ReactJS adalah framework yang dikembangkan oleh Facebook. ReactJS memiliki banyak pengguna dan direkomendasikan dalam membuat UI dalam aplikasi web maupun seluler. ReactJS memiliki fleksibilitas dan skalabilitas yang tinggi serta dapat dioperasikan lintas platform.
Kelebihan lainnya adalah memiliki kemampuan rendering yang cepat dengan Virtual-DOM. Kekurangannya terletak pada sifat ReactJS yang cenderung dinamis dan berubah sehingga menuntut developer untuk terus mempelajari fitur-fitur baru.
2. AngularJS
AngularJS adalah framework paling efisien dalam membuat aplikasi single-page, menyediakan testing yang sangat mudah dan prosedur pemeliharan. AngularJS diluncurkan oleh Google pada tahun 2009 dan masih banyak digunakan oleh para developer karena memungkinkan para developer membuat aplikasi yang cocok di segala browser.
Angular JS memiliki pendekatan “more functionality less code”. Hal ini sesuai dengan adanya banyak komponen yang dapat digunakan kembali, serta komunitas yang cukup besar sehingga dapat membantu para developer.
Kekurangannya, terdapat pada tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena membutuhkan kemahiran dalam typescript. Hal ini membuat developer membutuhkan waktu yang lebih untuk belajar khsusunya pada versi yang lebih lama.
3. Vue.JS
Vue.JS adalah framework JavaScript yang baik untuk membuat aplikasi single-page dan UI karena pengkodingannya yang sederhana, memiliki banyak fitur, struktur yang sederhana dan fleksibilitas tinggi, dokumen yang dihasilkan sangat detil, cepat dalam server-side rendering, serta tergolong ringan karena ukurannya hanya 58KB saja. Hal ini pun memudahkan para developer dalam mengunduh dan menggunakan Vue.JS ini.
Vue.JS memiliki beberapa fitur; developer dimungkinkan untuk melihat perubahan UI tanpa harus menambah kode, mendukung untuk melakukan custom pada HTML, terdapat virtual DOM sehingga developer dapat mereview perubahan sebelum diterapkannya pada DOM, serta penulisan script yang jauh lebih sederhana.
4. Ionic
Dengan berbagai fitur yang dimilikinya, Ionic dapat membuat aplikasi lintas platform dari berbagai website. Ionic menyediakan library yang cukup besar dengan lebih dari 250 pre-built routing, komponen UI, unit tes, dan modul-modul untuk menambahkan fungsionalitas asli ke proyek PWA yang menghemat waktu dan tenaga dalam pengkodean.
Sayangnya, Ionic berpotensi merusak seluruh barel. Karena kerangka kerja merender elemen grafis melalui browser, hai ini dapat secara drastis menunda saat gambar ditampilkan di layar terutama di media aplikasi yang berat.
5. Backbone.JS
Backbone.JS adalah salah satu framework JavaScript yang banyak digunakan oleh developer. Kelebihan dari Backbone.JS adalah ringan digunakan serta fleksibel dalam pembuatan struktur kode.
Developer dapat berkreasi dalam pembuatan aplikasi atau web. Kekurangan dari Backbone adalah tidak memiliki template, namun hal ini bisa menjadi kelebihan juga karena developer bisa bebas memilih tools yang dirasa paling cocok digunakan.
Hal ini pun bermanfaat karena developer bisa benar- benar fokus pada apa yang akan dibuat. Beberapa keunggulan lainnya, Backbone membantu developer menciptakan kode yang rapid dan terstruktur karena tidak perlu mencampurkan JavaScript dan HTML. Oleh karena itu, Backbone cocok digunakan untuk membuat web dengan data yang kompleks.
6. Polymer
Polymer didesain spesifik untuk membuat aplikasi web menggunakan komponen web yang reusable. Diciptakan oleh Google, hal ini membuat Polymer digunakan di beberapa produk Google, seperti Google I/O website, Google Earth, Play Music dan masih banyak lagi.
Beberapa fitur yang dimiliki Polymer adalah, penyederhanaan proses pengembangan PWA, template yang kondisional dan berulang, dapat menyediakan one-way dan two-way data binding serta templating, DOM Shadow yang dibutuhkan untuk enkapsulasi CSS, JavaScript, dan templating sehingga komponen kode web tersebut tetap terpisah dari DOM dan modular.
7. Ember
Ember adalah framework yang tergolong baru namun banyak digunakan karena keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan utama yang dimiliki Ember adalah memiliki kecepatan loading yang sangat baik ketika digunakan untuk membuat website. Beberapa keunggulan lainnya adalah Ember bersifat open-source sehingga perkembangannya pun selalu terbarukan.
Dengan Ember, para developer dapat menciptakan single page website dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan karena sifatnya yang MVVM (model- view- view- model). Ember pun tergolong fleksibel untuk pembuatan kode, sehingga developer dapat fokus menciptakan web yang lebih interaktif. Didukung pula oleh banyak plugin, developer pun dapat melakukan sinkronisasi antara klien dan server sehingga kinerjanya lebih optimal.
8. Magento PWA Studio
Magento PWA Studio adalah perangkat yang dirancang untuk menjadi fasilitator dalam membangun PWA Storefronts di atas situs web e-commerce M2. Magento PWA Studio pun sudah disesuaikan dengan Magento 2 dan mengikuti pola rilis yang sama seperti versi kedua Magento sehingga sesuai dengan perubahan arsitektur dan pembaruan platform.
Magenta PWA Studi hadir dengan sejumlah alat dan pustaka canggih yang sesuai dengan prinsip ekstensibilitas M2:
– PWA-buildpack atau pustaka untuk Magento PWA yang digunakan untuk mengonfigurasi dan menyiapkan local environment.
– Modul PWA yang memberikan tambahan modul dan kegunaan sisi server.
– GraphQL sangat cocok untuk sisi API. Karena platformnya sendiri sangat besar, GraphQL berguna untuk membongkar API.
– Peregrine, sekumpulan komponen React yang dibuat untuk menangani fungsionalitas khusus Magento.
– Etalase Venia yang diperlukan untuk menampilkan alur kerja saat ini, fitur, dan elemen visual, serta berbagai tools lainnya.
9. ScandiPWA
ScandiPWA adalah alternatif untuk membuat website Magento. Alat ini memanfaatkan GraphQL yang dikembangkan oleh Magento sendiri sebagai satu-satunya pendekatan untuk bekerja dengan API, sama seperti Magento PWA Studio.
ScandiPWA adalah solusi siap pakai untuk para developer. Berbagai tema Magento tersedia secara open-source. Tema pada ScandiPWA tidak memerlukan database tambahan, middleware, layanan tambahan, karena terhubung ke back-end yang sama yang sudah digunakan.
Kelebihan lainnya dari aplikasi ini adalah tidak adanya lapisan tengah, sehingga kinerja aplikasi PWA tidak menurun. Selain itu, setiap bagian dari tema dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siapa pun.
Dengan demikian, Anda dapat menggunakan berbagai modul React seperti peta Google, penggeser dinamis, dan sebagainya. Scandi mendukung berbagai bahasa, penyimpanan, domain, serta fitur lainnya.
10. Webpack
Webpack adalah bundler modul statis untuk aplikasi JavaScript modern. Tanpa bundler tersebut, menjalankan file JS di browser dapat menyebabkan masalah dengan memuat terlalu banyak skrip dalam file .js yang besar. Webpack direkomendasikan untuk memecahkan masalah skala pada etalase PWA yang kompleks.
Webpack bertujuan membangun dan mengelola grafik ketergantungan antara elemen CSS, stylesheet, font, gambar, dan aset JavaScript lainnya.
Grafik tersebut memberi pengembang kontrol yang lebih baik dalam memproses aset, memudahkan pemecahan kode, menghilangkan aset mati, dan mengurangi panggilan server. Adapun kekurangan Webpack adalah dokumentasi yang tidak bersahabat.
11.Super PWA
Super PWA adalah tools termudah bagi pengguna WordPress dalam mengubah situs web menjadi aplikasi progresif. Super PWA adalah plugin WP yang dapat diinstal dan dikonfigurasi dalam beberapa menit.
Khusus pengguna Android, begitu plugin diterapkan, pengguna bisa merasakan experience menggunakan aplikasi asli dan dapat menerima notifikasi push di perangkat mereka. Adanya SuperPWA yang ramah pengguna, Anda tidak perlu menjadi pengembang tingkat tinggi untuk menggunakannya.
Selain itu, adanya add-on untuk pelacakan UTM gratis memungkinkan pemilik situs untuk melacak berapa banyak pengunjung yang menggunakan PWA Anda.
Namun, SuperPWA memiliki beberapa kekurangan seperti, masih kurangnya tools yang dibutuhkan oleh para developer untuk mengembangkan PWA dari awal.
Beberapa kekurangan tools yang teridentifikasi: tidak tersedianya setelan Google Analytics, tidak ada opsi GUI bertema untuk membuat PWA terlihat lebih seperti aplikasi asli, serta pemberitahuan push tidak berfungsi di iOS sehingga tidak cocok untuk pengguna apple.
Demikianlah Rekomendasi PWA Framework yang dapat Anda gunakan selama tahun ini. Pilihan framework ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda dalam mengembangan website dan aplikasi.
Ingin dapat berbagai informasi terbaru seputar teknologi website maupun aplikasi? Jangan lupa download aplikasi Web App di Google Play Store atau allow notification dari situs Web App di https://appkey.id/.
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.