Last Updated on October 26, 2020 by
PWA adalah sebuah aplikasi berbasis web yang beroperasi seperti aplikasi native. Namun begitu, PWA tetap berbeda dengan aplikasi native. Untuk bisa mengakses web app ini, pengguna tidak perlu mengunduh dan melakukan penginstallan. Pengguna cukup mengaksesnya melalui browser. Sedangkan native app perlu diunduh terlebih dahulu di App Store atau Google Play untuk bisa dioperasikan.
Masih banyak orang yang belum memahami atau belum kenal dengan PWA. Lebih jauh lagi, orang awam masih banyak yang bingung mengenai apa itu PWA. Penjelasan singkat di atas setidaknya bisa memberi sedikit pencerahan. Untuk lebih jelas lagi, artikel kali ini akan membahas apa itu PWA dan apa saja PWA yang dianggap sukses.
Table of Contents
Berkenalan dengan PWA (Progressive Web App) dan Apa Bedanya dengan Native App
Bagi orang awam, PWA bisa dikatakan sebagai website yang bisa diunduh atau dipindahkan ke halaman utama smartphone dan berfungsi seperti aplikasi native. Kemudian, PWA tidak perlu di download melalui app store. Cukup buka dari browser dan pindahkan ke halaman utama, selesai. Jelas ini menguntungkan pengguna karena tidak ada biaya berlangganan atau biaya download.
Lebih lanjut, tampilan PWA pun akan sama dengan native app yang diunduh di app store. Jika pada native app pengguna bisa mendapatkan notifikasi, maka di PWA pun sama. Selain itu, PWA adalah web app yang juga bisa berjalan ketika offline, sama seperti native app. Jadi secara kasat mata, pengguna mungkin tidak bisa menyadari perbedaannya.
Perbedaan yang mencolok terlihat dari bahasa pemrogramannya, jelas ini merupakan ranah dari developer. Untuk membangun native app, seorang developer diminta untuk menuliskan kode berulang yang disesuaikan dengan platform dimana aplikasi itu dibangun. Misalnya, aplikasi android dibangun dengan menggunakan bahasa Java atau juga Kotlin, iOS dengan Swift atau Objective-C.
Sedangkan PWA adalah web app yang dibangun tanpa kode berulang. Developer dengan keahlian HTML, Javascript, dan CSS sudah bisa membangun PWA yang bisa dioperasikan di semua platform. Namun, hal ini tentunya tak bisa dilepaskan dari adanya browser seperti Google Chrome atau Safari.
Perbedaan lainnya adalah dalam hal publikasi web. Native App memerlukan App store atau Google Play untuk mempublikasikan webnya. Sedangkan pada PWA, cukup dengan fitur add to homescreen agar PWA bisa dijalankan layaknya aplikasi native.
Dari sisi konten, native app tidak bisa membuat konten yang bisa dikonsumsi oleh Google Search. Sedangkan PWA, karena ia berbasis web, maka konten-konten tetap bisa dikonsumsi user tanpa perlu install dulu di app store. Oleh karena itu, PWA adalah aplikasi yang cocok untuk seseorang yang menjalankan blog atau online shop.
Jenis-Jenis PWA yang Sukses di Pasaran
Dengan fasilitas dan keuntungan yang sama dengan native app, banyak PWA yang sudah besar dan digunakan oleh jutaan user di dunia. Mengingat banyaknya kelebihan dari PWA dan banyak fitur yang sama dengan native App, saat ini native app developer mulai bimbang. Sebenarnya apa saja, sih, contoh dari PWA yang sukses? Berikut ini daftarnya:
Starbucks
Meramaikan pasar kopi yang bisa diorder secara online, pemain besar seperti Starbuck jelas tak ingin ketinggalan. Starbucks mengembangkan PWA-nya dan memungkinkan pelanggan untuk memilih menu walaupun sedang dalam keadaan offline. Pelanggan tetap bisa mengakses fitur-fitur di sana dan memasukkan pilihan mereka ke keranjang. Ketika pelanggan kembali online, mereka bisa langsung mendapatkan lokasi Starbucks yang tepat untuk order mereka.
AliExpress
AliExpress adalah online shop yang diawaki oleh Alibaba Group. PWA adalah pilihan yang tepat karena terbukti bisa meningkatkan viewers AliExpress dua kali lipat dari sebelumnya. Sebelumnya, AliExpress menerapkan aplikasi mobile namun hasilnya tidak signifikan. Belum lagi kegagalan perusahaan dalam menguatkan konsumen akan brand. Jadi, memilih PWA adalah sebuah keputusan yang tepat bagi AliExspress karena bisa diakses di seluruh dunia.
BookMyShow
Perusahaan e-ticketing asal India ini sukses mengembangkan PWA untuk websitenya pada 2017 lalu. Walaupun sebelum menggunakan PWA BookMyShow telah berhasil membukukan penjualan lewat ponsel sebesar 85%, ini tetap bukan angka yang diharapkan oleh perusahaan. Selain itu, ada banyak keluhan konsumen terkait gangguan aplikasi dan konsumsi data yang besar. Akhirnya, setelah beralih ke PWA, perusahaan mengalami progress yang baik.
Pinterest adalah PWA kesayangan bagi orang-orang yang ingin menemukan tutorial, gambar, resep, DIY Project, dan hampir segalanya. Sebelum berbasis PWA, Pinterest melaporkan bahwa pengunjung websitenya jarang melakukan sign-up atau install aplikasi mobile. Setelah mengembangkan PWA, terjadi peningkatan pendapatan yang bersumber dari iklan sebesar 44%. Selain itu, jumlah keterlibatan pengguna meningkat sebanyak 60% dari sebelumnya.
Uber
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan pasar, Uber dibangun kembali dengan menggunakan PWA. Hal ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman memesan mobil yang lebih praktis daripada ketika menggunakan native app. Ketika kecepatan internet sedang lambat, Uber tetap bisa diakses dan pengguna tetap bisa memesan. Bagi driver Uber, tentu ini sangat cocok. Karena biasanya, device dari driver masih banyak yang menggunakan 2G network.
Spotify
Tidak menyangka, kan, kalau music player ini didukung dengan PWA? Sejak ada ketiadaksepakatan dengan Apple terkait komisi App Store sebesar 30%, Spotify akhirnya mengembangkan versi PWA dari app-nya. Dibandingkan dengan versi native app-nya, jelas versi PWA dari Spotify memiliki performa yang lebih cepat. Ketika keadaan offline-pun Spotify masih bisa dinikmati oleh pengguna.
Yummly
PWA adalah pilihan yang tepat bagi Yummly karena dengan begitu web bisa memberikan konten-konten kepada penggunanya. Terlebih lagi karena Yummly memang web app mengenai masak memasak, resep, shopping list, dan juga nutrisi. Yummly adalah search engine yang menyediakan semua hal tentang makanan. Lebih lagi, hasil pencarian bisa disaring berdasarkan item tertentu seperti diet, alergi, nutrisi, harga, bumbu-bumbu, dan lain sebagainya.
Forbes
Media besar seperti Forbes sudah pasti cocok dan sukses menggunakan PWA. Ini sejalan dengan perubahan di masyarakat dalam hal mendapatkan berita. Dalam mengembangkan PWA, Forbes mensinergikan visi dan misi dari para stakehorlder. Selain itu dilakukan pula uji coba, melakukan evaluasi, sampai membangun fasilitas yang berbasis cloud. Terjadi peningkatan sebesar 100% terkait keterlibatan pengguna.
Housing.com
Platform online untuk real estate di India ini mendapat 50 juta kunjungan setiap tahunnya. Loading time yang lambat ternyata berdampak signifikan pada jumlah kunjungan. Oleh karena itu, dengan mengembangkan PWA, Housing.com bisa diakses oleh lebih banyak orang bahkan pada jaringan 2G atau 3G melalui ponsel low-end. Terjadi peningkatan kualitas pengunjung yang cukup signifikan.
PWA adalah solusi bagi perusahaan yang ingin bisnisnya berkembang. Namun, PWA juga tidak bisa mengalahkan native app secara utuh. Dibalik keunggulan masing-masing, semuanya kembali kepada perusahaan, mau mengembangkan PWA atau native app. Perusahaan besar masih memilih native app untuk alasan pride dan fitur yang tidak bisa dijalankan di PWA.
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.