Last Updated on August 15, 2022 by
Membangun dan mengembangkan aplikasi android seorang diri tentunya akan lumayan sulit karena ada banyak aspek yang perlu dilakukan, seperti coding, desain, dan lainnya. Perlu dibentuk tim agar aplikasi android yang dibangun lebih maksimal. Namun, jika Anda kebingungan bagaimana membentuk tim pengembangnya, Anda datang pada artikel yang tepat.
Pada pembahasan kali ini akan diberikan gambaran terkait membentuk tim pengembangan aplikasi android untuk memperkuat pengembangan aplikasi, baik itu pengembang dan jumlah yang dibutuhkan berdasarkan kompleksnya aplikasi android tersebut. Yuk, simak sampai akhir.
Table of Contents
Membentuk Tim Pengembang Aplikasi Android
Umumnya, ada pedoman jumlah orang untuk membentuk suatu tim pengembangan aplikasi android berdasarkan kompleks atau tidaknya suatu aplikasi android tersebut akan dibangun, yaitu sebagai berikut.
1. Proyek Android Sederhana
Struktur tim yang dibutuhkan dalam membangun aplikasi android yang sederhana, yaitu:
- Proyek manajer (PM) sebanyak satu orang.
- Product Owners sebanyak satu orang.
- User Interface (UI) desainer sebanyak satu orang.
- Pengembang Mobile App sebanyak dua hingga tiga orang.
- QA Engineers atau penguji sebanyak satu hingga dua orang.
- DevOps Engineers sebanyak satu orang.
Jadi, dibutuhkan sebanyak enam struktur tim yang dibutuhkan dan total maksimal 10 orang untuk membangun aplikasi android sederhana.
3. Proyek Android dengan Kompleksitas Menengah atau Medium
Struktur tim yang dibutuhkan dalam tingkat ini hampir sama dengan yang sebelumnya, tetapi terdapat tambahan seperti Business Analyst dan jumlahnya lebih banyak, yaitu:
- Proyek manajer (PM) sebanyak satu orang.
- Product Owners sebanyak satu orang.
- User Interface (UI) desainer sebanyak satu orang.
- Android Developers sebanyak empat hingga enam orang.
- QA Engineers atau penguji sebanyak dua hingga tiga orang.
- DevOps Engineers sebanyak satu orang.
- Business Analyst sebanyak satu orang.
4. Proyek Android yang Kompleks
Semakin kompleks suatu proyek, orang yang dibutuhkan pun akan semakin meningkat serta struktur timnya juga lebih banyak. Adapun strukturnya, yaitu:
- Proyek manajer (PM) sebanyak satu orang.
- Product Owners sebanyak satu orang.
- User Interface (UI) desainer sebanyak satu orang.
- Android Developers sebanyak enam hingga 8 orang.
- QA Engineers atau penguji sebanyak dua hingga tiga orang.
- DevOps Engineers sebanyak dua orang.
- Business Analyst sebanyak satu orang.
- Software Architects sebanyak satu orang.
- Pengembang yang memiliki skill dalam bidang Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan lainnya dibutuhkan sebanyak dua hingga tiga orang.
Pada aplikasi android yang tingkat kompleksitasnya tinggi membutuhkan Software Architecs dan pengembang yang memiliki kemampuan dalam bidang kecerdasan buatan hingga lebih dalam seperti Machine Learning.
Pedoman dalam Memperkuat Pengembangan
-
Tingkat Kompleksitas
-
Proyek Pengembangan Android Sederhana
Pada tingkat ini, Anda hanya membutuhkan beberapa kriteria, yaitu:
- Pada pengembangan tingkat sederhana ini hanya dibutuhkan UI desain yang standar.
- Aplikasi android menggunakan user login dan proses authentication.
- Aplikasi android akan ada penggunaan user management.
- Aplikasi android sederhana akan memiliki penggunaan administrasi standar.
- Aplikasi android sederhana akan menyediakan fitur standar seperti push notification, mapping support, dan lainnya.
3. Proyek Pengembangan Android Tingkat Menengah
Ada beberapa karateristik yang diperlukan pada tingkat ini, yaitu:
- UI desain yang digunakan sudah dikustomisasi.
- Sudah menyediakan fitur-fitur seperti pembayaran, in-app messaging atau notifikasi yang muncul selama aplikasi itu digunakan.
- Aplikasi terintegrasi dengan APIs pihak ketiga.
- Perlu mengembangkan APIs sederhana.
- Aplikasi hanya membutuhkan back-end sederhana dengan operasi basis data yang standar.
4. Proyek Pengembangan Android yang Kompleks
Beberapa karakteristik dalam pengembangan aplikasi android pada tingkat ini, yaitu:
- Perlu adanya UI desain yang dikostumisasi lebih tinggi lagi.
- Fitur-fitur yang disediakan pada aplikasi ini lebih kompleks, seperti video dan audio streaming, melakukan obrolan seperti chatting, dan sinkronisasi data secara real-time.
- Pada aplikasi ini menyediakan fitur yang menggunakan teknologi yang mutakhir seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu AI, ML, Internet of Things (IoT), Augmented Reality (AR), dan blockchain.
- Perlu dikembangkannya APIs yang kompleks, berkelanjutan, dan dan aplikasinya menggunakan beberapa APIs pihak ketiga.
- Aplikasinya memiliki operasi yang rumit pada bagian back-end-nya.
- Proyek Pengembangan Android yang Terlalu Sederhana dan Terlalu Kompleks
Lalu, bagaiamana dengan proyek yang terlalu sederhana ataupun proyek yang terlalu kompleks selain disebutkan di atas? Tentu saja, Anda hanya perlu menyesuaikan dengan pedoman di atas. Jika misalnya membuat aplikasi yang terlalu simpel, tim yang dibutuhkan juga jumlahnya kecil.
Namun, jika Anda mengembangkan aplikasi android yang tingkat kompleksitasnya sangat tinggi, seperti aplikasi yang menggunakan etherium blockchain smart contracts yang rumit, tentunya Anda perlu memperbanyak tim Anda yang tentunya memiliki pengalaman cukup.
5. Penggunaan Platform Mobile Backend as a Service (MBaaS)
Pada pedoman ini, kita asumsikan bahwa proyek pengembangan aplikasi android ini tidak menggunakan pengembang mobile back-end, tetapi menggunakan MBaaS. MBaaS sendiri merupakan platform cloud computing seperti AWS Amplify.
MBaaS provider ini mengatur infrastruktur cloud termasuk penyimpanan cloud, persistent storage, dan MBaaS ini mempermudah dalam pengimplementasian fitur seperti push notifications.
Jadi, jika Anda menggunakan MBaaS ini, pekerjaan dari pengembangan back-end dan menejemennya dapat berkurang dan bisa lebih berfokus pada sisi front-end, serta logika bisnis dari aplikasi yang dikembangkan, sehingga tidak lagi memerlukan pengembang back-end.
6. Pengalaman pengembang
Jika Anda menggunakan campuran pengembang antara pengembang yang telah berpengalaman atau dapat kita sebut senior depelover dengan junior developer dalam pengembangan aplikasi android. Maka, proporsi dari tim adalah pengembang berpengalaman sebanyak 20-30 %, mid-level atau menengah sebanyak 50-60 %, dan junior sebanyak 10-20 %.
Namun, jika pengembang aplikasi android mayoritas adalah junior depelover akan membuat kekuatan tim Anda lebih tinggi. Mengapa? Karena, jika mayoritasnya adalah senior depelover, tentunya akan membutuhkan lebih sedikit pengembang, tetapi biaya pengembangan dan waktu tunggu perekrutan pun pastinya ikut naik.
7. Skill Tim
Umumnya skill yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi android pada tim, yaitu:
- Proyek android yang sederhana membutuhkan native Android Depelovers dengan skill bahasa pemrograman Java dan Kotlin.
- Untuk proyek android dengan kompleksitas menengah juga membutuhkan skill yang sama seperti proyek sederhana, yaitu Java dan Kotlin.
- Pada proyek android yang kompleks akan membutuhkan Android Developers dengan skill khusus selain android tergantung pada fitur proyek yang dikerjakan, sepeti AI, ML, blockchain, dan lainnya.
- Penguji membutuhkan skill mobile testing.
- DevOps membutuhkan skill proses, metode, dan tools standar untuk DevOps.
8. Perekrutan
Jika merekrut tim pengembang dari pekerja lepas, kemungkinan Anda akan kesulitan dalam mengukur tingkat skill yang dimiliki sebenarnya dan pengalamannya yang relevan, karena tentunya freelancers tidak bekerja full-time pada proyek yang dikembangkan. Maka dari itu, rekrutlah tim pengembang yang terpercaya dari perusahaan pengembang perangkat lunak.
9. Metode Agile
Biasanya, tim proyek tidak memiliki daftar fungsionalitas dan fitur-fiturnya ketika memulai pengembangan, karena banyak pengembangan aplikasi perangkat lunak dimulai hanya dengan ide aplikasi. Maka dari itu, pengembang tidak bisa menggunakan metode Waterfall.
Metode ini mendefinisikan secara jelas tahapan-tahapan pengembangan aplikasi secara berurutan, sehingga perlu menyelesaikan requirements-nya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tahap desain. Sebagian besar pengembang aplikasi android tidak memiliki final ataupun requerementsnya secara penuh.
Business requirements-nya akan berkembang seiring kemajuan dari proyek, sehingga pengembang memilih untuk menggunakan proses pengembangan aplikasi berulang. Jadi, Anda dapat menggunakan proses ini untuk proyek android anda.
7. Standar Industri
Metode, proses, dan tools yang digunakan berdasarkan standar industri. Untuk prosesnya, Anda dapat mengikuti semua proses pengembangan aplikasi yang berlaku untuk proses agile.
Lalu, untuk perangkat yang berstandar industri dapat menggunakan IDE populer seperti Android Studio, serta untuk pengujiannya dapat mengguankan Espresso. Selain itu, Anda dapat menerapkan proses penting seperti code review dan membangun sistem pelacak bug untuk manajemen kerusakan.
Pembahasan di atas dapat Anda jadikan pedoman dalam membangun tim pengembangan aplikasi android Anda dan memperkuat tim Anda. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan temukan banyak informasi menarik seputar pemrograman dan membantu Anda terjun lebih dalam terkait pemrograman di web kami pada https://appkey.id/
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.