Last Updated on October 7, 2022 by
Dalam pembuatan aplikasi, ada berbagai banyak ide yang dapat diimplementasikan, bahkan di bidang apapun. Ada banyak pula peluang yang bisa di-explore, salah satunya di bidang kesehatan. Kira-kira aplikasi apa yang cocok untuk bidang kesehatan? Yap, salah satunya aplikasi kalender untuk pengobatan yang dapat Anda coba. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana membangun aplikasi tersebut.
Sebelum masuk ke tahap demi tahapnya, akan lebih baik untuk melihat gambaran salah satu aplikasi sejenis, yaitu aplikasi kalender untuk pengobatan yang memberikan layanan untuk pengingat obat. Nama aplikasi tersebut adalah Medisafe yang tersedia di Android ataupun iOS.
Ada beberapa fitur dalam aplikasi ini, yaitu:
- Pada aplikasi ini terdapat pengingat dan alarm untuk obat.
- Menyediakan layanan untuk mengecek drug-to-drug interaction, yaitu suatu interaksi obat satu dengan lainnya dikonsumsi bersamaan yang mengakibatkan terjadinya efek obat itu sendiri.
- Memiliki fitur untuk membantu anggota keluarga dan pengasuh dalam memanajemen kesehatan dan pengobatan pasien.
- Menyediakan medicine tracker dan pengingat isi ulang resep.
- Terdapat fitur untuk mengatur janji temu dengan dokter serta mengelola jadwalnya.
- Pengguna dapat membagikan report dari pengobatan harian, mingguan, hingga bulanan dengan logbooks.
Selain itu, masih ada banyak lagi fitur yang disediakan oleh aplikasi ini selain hanya sebagai kalender.
Table of Contents
Membuat Aplikasi Kalender Pengobatan
1. Mendefinisikan Proyek Aplikasi Kalender
Pertama, buatlah tim pengembang yang terdiri dari Product Manager (PM) yang kompeten, IT architect yang berpengalaman, dan Business Analyst (BA) yang berpengalaman dalam bidang kesehatan. Kemudian, tim akan melakukan beberapa hal berikut:
a. Menentukan Ruang Lingkup Aplikasi Kalender
Tim harus menentukan ruang lingkup dari aplikasi melalui serangkaian diskusi dari tim. Ada beberapa ruang lingkup yang direkomendasikan untuk aplikasi kalender pengobatan ini, seperti:
- Aplikasi ini kompatibel untuk Android maupun iOS dan memiliki fitur yang mirip dengan aplikasi Medisafe.
- Aplikasi ini memiliki website yang memberikan informasi tentang aplikasi tersebut.
- Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tempat target dibuat.
b. Menentukan model Software Development Life Cycle (SDLC)
Setelah menentukan ruang lingkupnya, selanjutnya adalah menentukan model SDLC. SDLC sendiri merupakan sebuah proses dan pembuatan sistem, model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan suatu software. Mengapa harus menggunakan ini?
Tentunya agar software yang dibangun dapat menghasilkan output yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan pemangku kepentingan. Ada beberapa model SDLC yang populer digunakan dalam pengembangan software, seperti model Waterfall, model Spiral, model Agile.
Lalu, untuk membangun aplikasi kalender ini, model SLDC apa yang tepat digunakan? Satu model yang direkomendasikan adalah model Agile. Metode ini mengutamakan kelincahan dan tidak terlalu terpaku pada urutan, serta beberapa tahapan dapat berjalan bersamaan.
Pengguna juga dapat memberikan feedback meskipun aplikasi belum selesai. Di samping itu, aplikasi mobile termasuk dalam System of Engagement (SoE) yang cocok diimplementasikan menggunakan model Agile.
c. Memprioritaskan Fitur untuk Minimum Viable Product (MVP)
MVP merupakan serangkaian fitur dasar yang dimiliki aplikasi dengan kegunaan yang tinggi meskipun belum terlalu canggih. Dengan adanya fitur ini akan didapatkan feedback dari pengguna sehingga aplikasi dapat dikembangan dengan lebih baik.
Anda dapat menggunakan Pain and Gain Map untuk mengkategorikan fitur berdasarkan dampak ke pengguna.
2. Merencanakan Proyek Aplikasi Kalender
Selanjutnya ke tahap dua setelah mendefinisikan proyek aplikasi adalah merencanakan proyek tersebut dengan cermat dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Memformulasikan Pendekatan Development
Beberapa saran untuk hal ini, yaitu:
- Merencanakan keamanan aplikasi.
- Mencari layanan cloud hosting untuk keperluan hosting website.
- Menggunakan platform layanan cloud seperti Mobile Backend as a Service (MBaaS) untuk aplikasi sehingga tidak perlu untuk mengelola infrastruktur IT lagi.
- Menggunakan Content Management System (CMS) seperti WordPress untuk website.
- Menggunakan API pihak ketiga untuk fitur pendukung dan juga membangun API sendiri untuk fitur inti aplikasi.
- Gunakan mobile device lab di cloud untuk pengujian secara otomatis agar lebih efisien.
b. Keamanan Aplikasi
Merencanakan keamanan aplikasi tentunya menjadi bagian penting dalam proses membangun sebuah aplikasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Gunakan Multi-Factor Authentication (MFA) dan algoritma enskripsi sesuai standar industri seperti AES-256. AES kepanjangannya dari Advanced Encryption Standard.
- Impelementasikan firewall dan antivirus.
- Amankan API menggunakan beberapa teknis seperti encryption, authentication tokens, dan lainnya.
- Gunakan real-time threat intelligence agar terlindungi dari serangan baik secara internal maupun eksternal secara real-time dengan akurat.
- Gunakan cloud deployment secara hybrid sehingga dapat menyimpan data sensitif di private cloud dan menjalankan yang lainnya di public cloud.
- Otomatisasikan pengujian keamanan dan kebijakan serta masukan ke dalam CI/CD pipeline.
c. Gunakan Cloud Platform yang Tepat
Untuk layanan cloud hosting website seperti WordPress, direkomendasikan menggunakan Amazon Lightsail dari AWS karena mudah dan aman digunakan. Sedangkan untuk MBaaS platform direkomendasikan menggunakan AWS Amplify.
Keunggulan menggunakan MBaaS adalah mereka mengelola cloud infrastructure dan persistent storage. Hal ini dapat membantu mengefisiensi waktu dalam membangun dan mengelola mobile backend. MBaaS dapat diintegrasikan dengan API. Selain itu, MBaaS dapat dengan mudah mengimplementasikan fitur seperti security, push notification, dan user management.
d. Memilih Technology Stack
Technology Stack yang dapat Anda gunakan sebagai panduan, seperti:
- Gunakan RDBMS seperti PostgreSQL untuk API development.
- Anda dapat menggunakan NoSQL database seperti MongoDB
- Gunakan Java untuk membangun aplikasi Android dan gunakan Swift untuk membangun aplikasi iOS.
e. Tim Pengembang
Selain yang disebutkan di atas, tim pengembang yang dibutuhkan secara lengkap, yaitu UI Designer, Android Developer yang memiliki kemampuan menggunakan Java, iOS Developer yang memiliki kemampuan menggunakan Swift, penguji, dan DevOps Engineer.
Karena menggunakan model Agile, maka atur tim dengan menggunakan dukungan teknik seperti Scrum yang sifatnya iteratif yang disebut dengan Sprint, dalam artian selama proyek aplikasi berjalan, calon pengguna terlibat dalam memberikan feedback seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Testing dapat dilakukan di tengah proses dan menyesuaikan ulang fokus dari proyek.
3. Tools untuk Desain dan Pengembangan Proyek Aplikasi
Gunakan tools yang tepat untuk proyek aplikasi yang dibangun, yaitu:
a. Tema WordPress yang sesuai
Karena bergerak dalam bidang kesehatan, gunakan tema yang memiliki kesan profesional dan sesuai dengan aplikasi. Satu tema yang direkomendasikan adalah HouseMed, yaitu tema khusus untuk bidang kesehatan.
b. API Pihak Ketiga untuk Fitur Non-Core
Dalam aplikasi kalender yang dibangun, jika ingin menyediakan dan menampilkan fitur drug-to-drug interaction yang tidak masuk ke dalam fitur inti, Anda dapat menggunakan Wolters Kluwer.
Perlu dibuat akun terlebih dahulu sebelum menggunakan API ini, lalu All Drug APIs dalam Wolters Kluwer ini membantu dalam memberikan informasi tentang obat seperti informasi alergi obat, efek obat, dan interaksi obatnya.
Lalu, untuk fitur non-core lainnya seperti push notification-nya Anda dapat menggunakan bulk-SMS API pihak ketiga, contohnya dapat menggunakan Programmer SMS API dalam Twilio.
c. Mobile Device Lab di Cloud
Gunakan mobile device lab di cloud agar dapat menguji aplikasi di berbagai perangkat, karena tentunya aplikasi yang dibangun harus bisa bekerja di semua perangkat seluler. Anda dapat menggunakan Experitest yang memiliki kombinasi lebih dari 1000 perangkat atau browser. Jadi, akan lebih mudah dengan pengujian otomatis ini.
4. Eksekusi dan Men-tracking Proyek
Pada tahap ini melibatkan beberapa hal dalam membangun aplikasi kalender untuk pengobatan ini, yaitu:
- Dalam pengembangan API, hosting API menggunakan akun AWS, gunakan database seperti PostgreSQL dan MongoDB, dokumentasikan API menggunakan Swagger, serta jangan lupa untuk mengamankan API.
- Dalam mendesain UI agar lebih user-friendly dapat dilakukan dengan mengikuti panduan “Human Interface Guidelines” untuk iOS di situs Apple Developer, “Material Design” untuk Android di situs Android Developer, dan dokumentasi tema WordPress
- Untuk Android, gunakan IDE seperti Android Studio, integrasikan API menggunakan Java, lakukan pengujian dengan Espresso dan Experitest, dan ikuti panduan untuk mempublikasikannya di situs Android Developer.
- Untuk iOS, gunakan IDE seperti Xcode, interagsikan API menggunakan Swift, gunakan XCTest dan Experitest untuk melakukan pengujian, serta ikuti panduan dalam mempublikasikan aplikasi di situs Apple Developer.
- Untuk melakukan tracking aplikasi, gunakan data driven real-time dashboard.
Itulah beberapa panduan dalam membangun aplikasi kalender untuk pengobatan yang membantu sebagai reminder obat dan kompatibel dalam perangkat Android maupun iOS. Untuk informasi lainnya seputar pemrograman dapat disimak pada artikel lainnya di Appkey.id, ya!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.