Last Updated on February 25, 2022 by
Teknik kerja developer app selalu berubah-ubah menyesuaikan dengan kebutuhan, salah satunya adalah metode Rapid Application Development (RAD). Untuk Anda sang app developer tapi belum paham apa pengertian Rapid Application Development, jangan khawatir!
Artikel berikut ini akan membahas lengkap pengertian rapid Application Development, kelebihan kekurangan, hingga contoh Rapid Application Development. Selamat membaca!
Table of Contents
Apa Itu RAD (Rapid Application Development)?
Rapid Application Development adalah salah satu istilah yang sering berseliweran dalam dunia app development. Banyak senior app developer sudah mengetahui makna dari Rapid Application Development. Untuk junior, mari simak pembahasannya khusus untuk Anda berikut ini:
Apa itu Rapid Application Development? Rapid Application Development adalah kepanjangan dari RAD. Pun Rapid Application Development adalah sebuah metode software development (pengembangan software) yang serba cepat, ringkas dan efisien.
Tujuan diciptakannya metode kerja Rapid Application Development adalah tak lain untuk mempercepat dan mengefisienkan pekerjaan developer agar lebih hemat waktu, tenaga dan biaya. Meskipun aplikasi dibuat dengan serba cepat di metode Rapid Application Development, kualitasnya tetap terjamin baik sesuai permintaan klien. Jadi tidak ada yang perlu khawatir membayangkan aplikasi yang diciptakan dengan metode RAD akan berakhir asal-asalan atau berkualitas buruk.
Teknik Rapid Application Development muncul seiring dengan tingginya kebutuhan akan produk-produk software seperti aplikasi di masyarakat. Tanpa memakai Rapid Application Development, pengembangan sebuah aplikasi bisa menjadi sangat lambat, boros tenaga dan juga boros biaya. Untuk bisa menyamai lonjakan permintaan aplikasi di masyarakat, para developer pun menyiasatinya dengan menggunakan teknik development yang canggih yaitu Rapid Application Development.
Ide pengembangan Rapid Application Development digagas oleh 5 developer app berjasa yaitu James Martin, Alex Balchin, Scott Shultz, Brian Gallagher dan Barry Boehm. Bersama-sama mereka mengembangkan sebuah metode untuk mengembangkan aplikasi secara lebih cepat dan praktis. Hingga akhirnya seluruh ide dan rancangan disusun menjadi sebuah buku bernama Rapid Application Development.
Ada juga yang mengatakan bahwa Rapid Application Development adalah inovasi metode pengembangan aplikasi yang lebih baik dari pendahulunya, waterfall model. Pun untuk masa sekarang dan yang akan datang, Rapid Application Development disebut-sebut menjadi cikal-bakal dasar dari agile project management.
Lantas apa saja kelebihan kekurangan RAD untuk mengembangkan software aplikasi? Mari lanjutkan membaca ke poin berikutnya untuk mengetahui jawabannya.
Kelebihan Kekurangan RAD untuk App Development
Mengapa sebuah perusahaan developr tertarik untuk mengembangkan project-project app-nya dengan metode RAD? Tentunya ada sejumlah alasan tertentu di balik keputusan memilih metode RAD, seperti kelebihan-kelebihan dari Rapid Application Development itu sendiri. Kelebihan Rapid Application Development adalah:
- Super fleksibel, sebab developer bisa mengembangkan software (ngoding) dengan membuat desain app secara bersamaan.
- Developer bisa membeli sistem baru yang sudah jadi sehingga tidak perlu mengembangkan dari 0, cara ini pun dinilai lebih hemat biaya dan tenaga. Developer hanya perlu mengubahnya sesuai kebutuhan.
- Menggunakan wizard untuk memudahkan menulis code yang kompleks.
- Meminimalkan error dan bug dengan CASE tools, serta menghasilkan software yang mempunyai tampilan baik.
- Mengurangi waktu pengembangan software karena sudah menggunakan banyak potongan script.
- Produk lebih mudah diamati sebab memakai model prototype jadi.
Banyak sekali ya kelebihan dari RAD! Sayangnya, mekanisme Rapid Application Development juga mempunyai kelemahan yang patut diwaspadai. Kelemahan Rapid Application Development adalah:
- Agak sulit untuk mengukur kemajuan proses.
- Perlu merogoh kocek yang lumayan untuk membeli tools penunjang pengembangan produk seperti perangkat hardware dan software tools pendukung berbayar.
- Ketelitian developer berpotensi menurun karena ngoding dilakukan dengan cara yang serba cepat dan instan, sehingga angka terjadinya kesalahan bisa meningkat.
- Terkadang pada beberapa kasus bisa jadi ada sistem aplikasi yang sulit atau tidak mau berjalan di lingkungan tertentu.
- Ada beberapa fasilitas yang terpaksa dikurangi atau dihilangkan karena proses pengembangan sangat dibatasi oleh waktu.
Cara Kerja dan Contoh Rapid Application Development
Selamat, Anda kini sudah memahami apa itu Rapid Application Development hingga kelebihan dan kekurangannya untuk mengembangkan aplikasi. Bagaimana, apakah sejauh ini Anda masih tertarik untuk mengembangkan aplikasi dengan Rapid Application Development?
Jika iya, maka bagus sekali! Yuk sekarang kita lanjutkan dengan melihat seperti apa cara kerja dan contoh Rapid Application Development.
Pada dasarnya, Rapid Application Development adalah metode pengembangan aplikasi yang cepat. Kecepatan kerja pada Rapid Application Development bisa dicapai dengan memakai metode pengulangan pada coding prototipe serta feedback dari user.
Pengumpulan feedback pemakaian aplikasi dari user yang berlangsung cepat turut mendorong pengembangan app secara signifikan. Sehingga, hasil jadi software yang sesuai keinginan pun dapat diraih dalam kurun waktu sesuai jadwal. Biasanya, pengerjaan software dengan Rapid Application Development berlangsung selama 60 sampai 90 hari saja. Sangat cepat, bukan?
Ada banyak sekali contoh Rapid Application Development dalam dunia produksi software. Beberapa contoh Rapid Application Development adalah:
- Pengaplikasian metode reuse (pemakaian kembali) untuk komponen software yang sudah ada.
- Pemrograman Componen Based Construction.
- Pekerjaan development berbasis multiple team.
- Sistem pembangkitan kode program semi otomatis dan otomatis.
Kemudian, bagaimana cara mempraktekkan Rapid Application Development ini? Sistem Rapid Application Development mempunyai 4 langkah yang harus dilaksanakan. Sebagai catatan, langkah kedua dan ketiga bisa Anda ulang-ulang hingga klien merasa puas dengan hasil aplikasi. Apa saja keempat langkah dalam Rapid Application Development? Berikut jawabannya:
Menyiapkan dan Menentukan Project Requirements
Pertama-tama, Anda mulai project Rapid Application Development dengan menyiapkan dan menentukan Project Requirements (kebutuhan-kebutuhan dari project). Di sini Anda dan tim (terdiri dari klien, software user, developer) menggagas hal-hal yang harus disiapkan untuk project agar tercapai kesepakatan kontrak kerja bersama, seperti:
- Biaya / budget.
- Goals dari pengembangan project.
- Analisis aneka permasalahan yang mungkin timbul selama proses pengerjaan project.
- Timeline pengembangan aplikasi.
Mulai Membuat Prototype Aplikasi
Setelah mengetahui apa yang akan dikerjakan dan memiliki semua project requirements-nya, kini Anda bisa mulai membuat prototype aplike. Semua pengembangan prototype dikembangkan secara cepat, seefisien mungkin, dan menyesuaikan dengan requirements. Begitu selesai, prototype aplikasi akan diserahkan ke klien untuk dilihat dan dinilai. Jika mereka belum puas dengan hasil, maka developer akan melakukan perbaikan sesuai dengan instruksi dan permintaan klien.
Sebagai catatan, prototype aplikasi ini bukan aplikasi yang sudah jadi – melainkan hanya tampilan sederhana yang memperlihatkan fitur dan fungsi dari aplikasi rancangan.
Construction dan Feedback
Setelah prototype disetujui oleh klien, developer bisa melanjutkan dengan merakit aplikasi sesungguhnya. Tahapan ini disebut dengan rapid construction. Di saat yang sama, dilakukan pengumpulan feedback user terhadap prototype. Feedback dalam Rapid Application Development biasanya mencakup poin-poin penilaian atas tampilan antarmuka / UI, visualisasi, fitur-fitur dan juga fungsi dari aplikasi. Berbekalkan feedback-feedback inilah developer dapat membangun aplikasi sesuai dengan permintaan klien. Klien pun dapat terus memberikan feedback agar pengembangan aplikasi menjadi semakin cepat dan sesuai keinginan.
Finishing Software
Selamat, kini Anda sudah tiba di tahap terakhir Rapid Application Development yakni finishing software! Setelah semua data feedback final dikumpulkan, developer akan mengembangkan aplikasi tahap terakhir (finishing). Kemudian, aplikasi akan diserahkan ke klien untuk dicoba dan dinilai dari segi tampilan, fungsi dan fitur-fiturnya. Terdapat pula tahapan uji coba (usability testing) untuk memastikan aplikasi sudah bisa bekerja sebagaimana mestinya sebelum software dilepas untuk kebutuhan end user.
Demikianlah pembahasan artikel edisi kali ini tentang metode rapid application development, mulai dari pengertian rapid application development, contoh-contoh RAD, hingga kelebihan kekurangan RAD. Menarik sekali bukan pembahasan artikel kali ini? Terima kasih sudah mengikuti sampai di sini, semoga artikel ini mampu menambah wawasan Anda seputar metode rapid application development ya!
Jangan lupa untuk mengikuti sosial media dan website Appkey.id agar Anda tak kelewatan informasi menarik dan berwawasan terkini tentang dunia IT. Sayonara!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.