Last Updated on September 22, 2022 by
Ada 2 bahasa yang saat ini dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi iOS. Yang pertama adalah bahasa Objective-C, yang memang pernah menjadi bahasa utama dalam pengembangan aplikasi iOS.
Bahasa kedua adalah Swift, yang sejak dikenalkan oleh Apple mulai banyak pengembang yang beralih ke bahasa ini. Ternyata, kedua bahasa pemrograman ini memiliki banyak sekali perbedaan. Apa saja perbedaan itu? Artikel kali ini akan membahasnya lebih lanjut. Yuk, langsung disimak!
Table of Contents
1. Tujuan pengembangannya
Bahasa Objective-C sudah dikembangkan sejak tahun 1980-an. Bahasa ini dikembangkan untuk menggabungkan kemampuan object-oriented programming dengan fitur-fitur di bahasa C yang merupakan bahasa bersifat prosedural. Dengan tujuan ini, penciptanya yaitu Brad Cox dan Tom Love mengenalkan sintaks dan semantics.
Selanjutnya, bahasa ini pun digunakan untuk mengembangkan platform dari Apple selama beberapa waktu, seperti OS X dan iOS, demikian juga dengan API yang berkaitan dengan platform tersebut. Namun kemudian Apple menginginkan bahasa yang lebih modern untuk pengembangan aplikasi di platform-nya. Bahasa Swift pun diperkenalkan pada tahun 2014 yang diperuntukkan untuk aneka platform milik Apple, seperti iOS, Mac, Apple TV dan Apple Watch.
2. Kemampuan Bahasa
Dapat dikatakan bahwa salah satu bahasa yang dibahas pada artikel ini memiliki lebih banyak perbedaan dibandingkan bahasa yang satunya. Bahasa apa itu? Coba saja simak penjabaran kemampuan dari kedua bahasa ini:
- Swift mengharuskan static typing dengan pengkodean yang kuat, sedangkan Objective-C menggunakan static dan dynamic typing. Swift membantu untuk menghindari masalah karena menggunakan static typing.
- Swift menggunakan nilai “true” dan “false” untuk operator Boolean. Sedangkan pada Objective-C, operator Boolean memiliki nilai “YES”, “NO”, dan “BOOL”.
Selain itu, ada beberapa hal yang dimiliki Swift dan tidak ada di Objective-C, antara lain:
- Swift memiliki dukungan library yang banyak.
- Swift memiliki kemampuan untuk mengombinasikan beberapa elemen menjadi satu variabel dengan “tuple”.
- Anda dapat melakukan “Command-click” pada nama kelas di Swift untuk melihat header yang dihasilkan. Anda juga dapat melihat tipe, atribut, dan lainnya dengan melakukan “Option-click”.
- Swift memungkinkan Anda menjadikan baris, karakter, integer dan bilangan fraksional sebagai value “enum”, yang membuat kode Anda lebih mudah dibaca dan membantu Anda menulis kode lebih sedikit.
3. Tingkat Pembelajaran dan Dokumentasi
Jika dibandingkan dengan Swift, sintaks pada Objective-C lebih kompleks, alhasil kode pada bahasa pemrograman ini akan terlihat lebih banyak. Sintaks di Swift lebih sederhana, maka dari itu pengembang yang menggunakan bahasa ini dapat menulis lebih sedikit kode dan memperbaiki masalah dengan lebih mudah.
Dokumentasi pada Swift juga sudah banyak ditemui, dan bahkan juga dapat dpelajari secara interaktif di Xcode. Jadi, bahasa Swift dapat dibilang lebih mudah dipelajari.
4. Performa
Proses compiling kode di Objective-C dilakukan di runtime. Sedangkan Swift melakukan proses compiling langsung saat waktu compile-nya. Ini membuat Swift lebih cepat. Selain itu, garbage collection pada Swift lebih efektif, pengelolaan memori pada Swift lebih baik, ditambah Swift mendukung dynamic libraries yang juga membuatnya lebih cepat.
5. Keamanan yang dimiliki
Objective-C menggunakan pointer yang terinspirasi dari fitur bahasa C, yang berfungsi memperlihatkan nilai untuk mencapai tujuan tertentu. Namun, manajemen pointer yang tidak aman dapat menyebabkan bahaya keamanan pada program. Sedangkan Swift tidak menggunakan pointer dan menghindari programmer dari masalah yang terkait dengan penulisan kode serta masalah keamanan.
6. Perawatan kode
Developer yang menggunakan bahasa Objective-C harus mengurusi dua file — yang keduanya berisi kode – agar proses pengembangan aplikasi dapat dilakukan dengan lebih efisien. Namun, hal ini juga membuat developer menghabiskan waktu lebih banyak. Mereka juga harus menyinkronkan nama metode secara manual.
Sedangkan pengembang yang menggunakan bahasa Swift tidak perlu mengurusi 2 file terpisah. Compiler yang dimiliki Swift juga membantu menyelesaikan build yang bersifat incremental. Maka dari itu, pekerjaan programmer dapat lebih ringan saat merawat kode Swift.
7. Penulisan kode
Bahasa Objective C memiliki ciri khas yang cukup lawas. Bahasa ini menggunakan simbol “@”, memanfaatkan baris (line), tanda titik koma, dan tanda kurung untuk kondisional. Sedangkan bahasa Swift dirancang dengan ciri khas yang lebih modern, dengan sintaks yang sederhana dan kode yang terlihat mirip seperti Bahasa Inggris biasa. Maka dari itu, pengembang dapat membuat kode yang lebih bersih dengan struktur lebih rapi saat menggunakan Swift.
8. Banyaknya kode yang dibutuhkan
Kode pada Objective-C harus menggunakan token string khusus seperti “%s”, “%d”, dan “%@” untuk memanipulasi suatu string, sehingga pengembang harus membuat kode lebih banyak. String di bahasa ini juga harus menggunakan token yang tepat untuk terhindar dari bug fatal. Sedangkan di Swift, dua string dapat digabungkan dengan operator “+”. Tidak hanya itu, pada Swift pengguna juga dapat memanfaatkan fitur String interpolation.
9. Pengelolaan memori
Sebelumnya sempat sedikit disinggung bahwa Swift memiliki manajemen memori yang lebih baik. Kedua bahasa yang dibahas disini sebenarnya mendukung Automatic Reference Counting (ARC) yang penting untuk pengelolaan memori.
Namun yang berbeda adalah Objective-C menggunakan ARC yang didukung Cocoa API, tetapi tidak mendukungnya pada prosedural C dan API seperti grafis inti (core graphics). Ini membuatnya lebih rentan kebocoran memori (memory leaks) yang signifikan. Sedangkan Swift mendukung ARC untuk kode yang bersifat object-oriented dan prosedural, sehingga tidak dapat mengalami kebocoran memori besar.
10. Dukungan Dynamic Libraries
Swift memiliki dukungan Dynamic Libraries yang tidak didukung oleh Objective-C. Dengan Dynamic Libraries, pengembang dapat lebih mudah membuat aplikasi yang juga menargetkan perangkat Apple lainnya. Selain itu, dynamic libraries juga memungkinkan hal-hal berikut:
- Library dapat dihubungkan pada program saat waktu eksekusi.
- Proses akan memuat suatu kode yang dihubungkan sekali, kemudian banyak program dapat langsung memakainya.
- Pengembang perangkat lunak dapat memodifikasi dan meng-compile kembali kode pada dynamic library tanpa perlu re-compile aplikasi yang menggunakan library
- Saat pengguna mengunduh aplikasi yang menggunakan dynamic libraries, paket download dari App Store secara otomatis akan termasuk dynamic library
11. Popularitas Jangka Panjang & Dukungan Komunitas
Kedua bahasa ini digunakan untuk pengembangan di iOS, namun saat ini Swift mulai lebih populer. Apple sendiri masih mendukung keberadaan bahasa Objective-C karena banyak aplikasi yang telah ditulis dengan bahasa ini.
Para pengembang yang telah menggunakan bahasa ini juga masih akan menggunakannya. Namun, saat ini Apple lebih mengajak para developer terutama pemula untuk membuat aplikasi dengan Swift.
Demikian juga dengan dukungan komunitas. Komunitas Objective-C memang sudah banyak yang matang, namun komunitas Swift juga sedang sangat berkembang. Hal ini juga didukung sifat Swift yang open-source, sehingga memungkinkan lebih banyak developer mengembangkan kemampuan Swift. Dengan ini, tidak heran bila di masa depan akan lebih banyak ditemui developer Swift.
Perlu dicatat bahwa meskipun kedua bahasa pemrograman ini punya perbedaan yang cukup mencolok, namun keduanya dapat digunakan secara bersamaan dalam satu proyek, alias bersifat interoperable.
Meskipun terlihat memiliki lebih banyak kekurangan, namun masih tetap ada alasan untuk memakai Objective-C. Misalnya, saat Anda mengembangkan aplikasi untuk perangkat yang lebih lawas, atau saat proyek Anda lebih banyak menggunakan framework C atau C++, atau juga saat Anda sudah menggunakan bahasa ini di banyak aplikasi Anda sebelumnya.
Namun, jika Anda ingin fokus mengembangkan aplikasi untuk perangkat yang lebih baru dan lebih beragam dengan kemampuan yang lebih banyak, maka tidak ada salahnya untuk fokus membuat program dengan bahasa Swift. Swift hanya didukung oleh perangkat yang menjalankan iOS 7 dan yang lebih baru, serta komputer yang menjalankan macOS 10.9 dan lebih baru.
Sekian pembahasan mengenai perbandingan antara kedua bahasa pemrograman yang diperuntukkan untuk pengembangan aplikasi di perangkat-perangkat besutan Apple. Masih ingin mendapatkan informasi lainnya tentang pengembangan aplikasi? Ikuti terus appkey.id agar tidak ketinggalan, ya!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.