Last Updated on December 21, 2022 by

Pernahkah Anda mendengar client side scripting dan server side scripting? Dalam pengembangan web, tentunya hal ini tidak boleh luput dari perhatian kita. Terutama bagi Anda yang menggeluti bidang web development harus tahu istilah ini. Dalam pegembangan web, sisi klien menjurus ke segala sesuatu dalam halaman web yang ditampilkan ke klien. Dapat berupa teks, gambar, UI, dan apapun aksi yang dapat dilakukan pada browser. Sedangkan, pada sisi server merupakan segala sesuatunya yang berjalan di sisi server dan bukan di sisi klien, salah satunya adalah interaksi dengan database. Client side dan server side ini menggambarkan dimana kode itu dijalankan. Server side telah dibahas sebelumnya secara lengkap pada website ini, maka client side scripting adalah fokus bahasan kita yang sayang untuk dilewatkan.

Apa Itu Client-Side Scripting?

Client side scripting adalah segala sesuatu aktivitas yang dijalankan dari sisi pengguna. Dengan kata lain, bahasa pemrograman web yang proses pengolahannya dilakukan dari sisi pengunjung. Dalam kasus ini web browser sebagai sisi kliennya. Proses pengolahan yang dimaksud adalah menerjemahkan script ke bahasa yang dimengerti manusia, dalam artian output-nya adalah visual, teks, dan gambar seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Secara sederhana, sisi klien ini menjalankan script tanpa harus terkoneksi ke server.  Bahasa yang paling sering digunakan dalam menulis script-nya adalah JavaScript dan JQuery. Script tersebut dapat berjalan jika menggunakan JavaScript karena bahasa itu mendukung. Anda juga dapat menggunakan bahasa lain, jika browser yang digunakan juga mendukung.

Client side scripting sering digunakan untuk membuat halaman web yang responsif, dan User Interface yang dinamis juga seperti animations button, navigation tools, pull down menu, dan masih banyak lagi.

Terdapat istilah web engine yang merupakan library untuk menerjemahkan perintah-perintah dalam halaman web menggunakan scripting ini. Tampilan layout web dapat berbeda-beda karena web engine pada masing-masing browser juga berbeda meskipun script yang digunakan sama. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut dapat menggunakan web browser yang telah mengikuti standar dan tersertifikasi oleh World Wide Web Consortium (W3C).

Cara Kerja

Cara kerja client side scripting adalah sederhana. Berikut adalah penjelasannya.

1. Pertama, terdapat requestuntuk mengakses dokumen web dari klien melalui web browser. Klien dapat mengetikkan alamat URL yang dituju. Di web server (tempat tersimpannya dokumen web) akan dicari request
2. Setelah requestditemukan pada web server, dokumen web tersebut akan dicek terlebih dahulu. Jika berisi client side scripting, dokumen web tersebut akan dikirimkan ke klien dalam format HTML.
3. Dokumen tersebut akan diterjemahkan oleh klien menggunakan web engine.
4. Jika telah selesai diproses, halaman HTML tersebut dapat dilihat pada halaman utama web browser.

Bahasa dan Teknologi yang Digunakan

Bahasa dan teknologi yang digunakan untuk client side scripting adalah sebagai berikut. Beberapa di antaranya merupakan bahasa populer.

1. HTML

Hypertext Markup Language (HTML) merupakan bahasa markup yang digunakan dalam pengembangan web. HTML dibangun pertama kali pada tahun 1991 dan versi terbaru dari HTML adalah HTML5. Bahasa ini merupakan bahasa dasar yang harus developer pelajari dalam membangun web. Tag merupakan bagian penting dalam HTML untuk menghasilkan tata letak halaman web. Misalnya tag <p … /p> merupakan tag untuk membuat paragraf.

2. CSS

Cascading Style Sheet (CSS) dikembangkan pertama kali oleh World Wide Web (WWW) pada tahun 1996. CSS tidak bisa lepas dengan HTML karena memiliki peran penting untuk mempercantik halaman web. CSS menentukan tampilan dari halaman web. Adanya CSS, warna font, latar belakang halaman, dan masih banyak lagi dapat kita atur.

3. JavaScript

Javascript (JS) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat web menjadi lebih interaktif. Jika HTML digunakan untuk struktur website dan CSS untuk merancang style-nya, maka JavaScript meningkatkan fungsionalitas dari website. Ketiganya ini merupakan kolaborasi yang sempurna untuk membuat website yang dinamis.

4. React

React merupakan library dari JavaScript yang digunakan untuk membangun User Interface (UI) website ataupun web apps. Library yang saat ini gratis dan open source ini awalnya digunakan oleh Facebook untuk pengembangan proyek web mereka. Banyak perusahaan besar lain yang telah menggunakan React dalam produk mereka.

5. Angular

Angular merupakan salah satu framework JavaScript yang ditulis dalam Typescript. Dikelola oleh Google, Angular membantu dalam membuat Single Page Application (SPA). Framework yang populer di kalangan developer ini menggunakan arsitektur Model-View-Controller (MVC).

6. Vue

Selain Angular dan React yang populer, ada lagi satu framework yang tidak kalah populer, Vue. Framework JavaScript ini digunakan untuk membangun SPA dan UI.  Arsitekturnya juga menggunakan MVC. Vue dibuat oleh Evan You yang dirilis tahun 2014.

7. AJAX

Asynchronous JavaScript and XML (AJAX) merupakan sebuah teknik untuk membangun web dinamis. Dalam artian, tidak ada kata reload ketika website mengupdate atau menampilkan data baru. Jadi, dengan adanya AJAX ini, user dapat menggunakan website dengan nyaman.

8. VBScript

VBScript merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft berdasarkan Visual Basic. Bahasa ini digunakan untuk meningkatkan fungsionalitas halaman web pada internet explorer. Siapa nih tim internet explorer? Web browser ini yang menginterpretasikan VBScript.

9. jQuery

jQuery merupakan library dari JavaScript yang cepat, ringan, kecil. Perusahaan besar seperti Google, IBM, Netflix, dan Microsoft menggunakan bahasa ini.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan yang dimiliki oleh client side scripting adalah sebagai berikut.

1. Mudah untuk digunakan dan dipelajari, sehingga tidak memerlukan pengetahuan pemrograman yang tinggi.
2. Karena pemrosesan kode dilakukan cukup pada browserdan tidak dikirim ke server melalui jaringan internet, membuat perubahan dan pemrosesan kodenya lebih cepat.
3. Mengurangi beban server, karena pemrosesan data ada di sisi client.
4. Data validationdapat dilakukan di sini, bisa menggunakan bahasa JavaScript.
5. Layoutdan desain halaman dapat lebih interaktif dan user friendly.

Dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki tersebut, client side ini juga memiliki kekurangan, antara lain:

1. Tidak aman karena kode programnya dapat dilihat oleh pihak lain melalui browser. Kode sumber dapat dilihat melalui menu view page sourcepada browser. Jadi, jika mengutamakan keamanan, tidak disarankan menggunakan ini.
2. Banyaknya sumber daya yang digunakan tergantung pada sumber daya yang ada di komputer. Pemrosesan dari sisi klien ini akan digunakan secara maksimal (memorydan CPU usage). Jadi, akan menjadi suatu kekurangan jika spesifikasi komputer yang dimiliki rendah karena mengakibatkan lambatnya pemrosesan kode.
3. Fitur yang sedikit dalam pengaksesan ke sumber daya komputer, karena jika Anda ingin membaca isi file, membuat file atau direktori di harddisk komputer, mengakses port-port di komputer, sayang sekali Anda tidak dapat melakukannyapada client side scripting
4. Tidak bisa menggunakan client sideini jika memerlukan akses ke database atau mengirim data sensitif melalui internet.

Penggunaan client side scripting adalah menyesuaikan dengan kebutuhan juga. Maka, akan sangat bagus jika Anda mempelajari baik scripting dari sisi klien maupun server. Demikianlah pembahasan mengenai client side scripting, semoga dapat dipahami dan semakin semangat untuk mendalami web development. Informasi terkait pemrograman lainnya dapat dipantengin terus di Appkey.id, ya!