Last Updated on February 14, 2022 by
Belakangan ini, istilah DevOps sedang sangat populer diperbincangkan dan digadang-gadang menjadi posisi incaran banyak e-commerce dan perusahaan IT dunia. Sudahkah Anda pernah mendengar apa itu DevOps engineer? Atau ini adalah pertama kalinya bagi Anda mendengar istilah DevOps?
Meskipun merupakan istilah IT yang tergolong baru, rupanya di negara kita sendiri sudah mulai bermunculan kelompok-kelompok DevOps Indonesia. DevOps adalah orang-orang ahli IT dengan skill yang mirip dengan programmer pada umumnya, namun terdapat beberapa spesifikasi keahlian dan tugas khusus untuk DevOps.
Sudah penasaran ingin tahu apa itu DevOps engineer? Yuk kita jelajahi apa itu DevOps engineer pada artikel edisi kali ini! Kami sudah menyiapkan penjelasan lengkap mulai dari peranan, tugas, hingga skill-skill yang harus Anda kembangkan jika ingin menjadi salah seorang ahli DevOps Indonesia. Selamat membaca!
Table of Contents
Mengenal DevOps Engineer, Sosok di Balik Sistem Update Software
Dunia IT memang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas. Dari hari ke hari, beragam istilah baru seputar dunia IT bermunculan. DevOps adalah salah satunya. Jika dulu kita mengenal istilah ‘programmer’ dan ‘developer’, kini muncul kembali istilah baru yakni ‘DevOps’.
Mungkin istilah yang satu ini masih terdengar asing di telinga Anda. Wajar saja, sebab DevOps adalah istilah yang cukup baru. DevOps adalah rangkaian praktek untuk mengotomatisasi tim pengembang (developer) dengan proses dari project mereka sendiri. Para pelaku atau tenaga ahli dalam aktivitas ini dinamakan DevOps engineer.
Tujuan DevOps adalah untuk mempermudah dan mempercepat developer dalam melakukan pengerjaan project app, mulai dari build, test, hingga release software. Nantinya, DevOps yang mampu berjalan dengan stabil dan baik akan mampu memproduksi software yang stabil sekaligus meningkatkan nilainya di masyarakat.
Perkembangan DevOps saat ini sangat melejit di pasaran. Salah satu praktek nyata dari pengaplikasian DevOps adalah proses pembuatan update software yang cepat. Proses ini juga dikenal dengan nama lain ‘patch update’ atau ‘minor update’.
Update kecil-kecilan dengan DevOps memungkinkan perusahaan untuk melakukan inovasi produk softwarenya dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, perusahaan juga bisa lebih mudah melakukan proses debugging jika ditemukan bug pada sistem.
DevOps juga sangat dibutuhkan dalam industri yang tengah berkembang pesat saat ini, yaitu industri bisnis online alias e-commece. Mayoritas aplikasi e-commerce dikembangkan memakai sistem DevOps.
Pemilihan pemakaian sistem ini disebabkan karena praktek update patch dengan DevOps memungkinkan perusahaan untuk terus mengumpulkan data-data pengguna dan melakukan monitoring produk.
Banyak perusahaan mulai mengaplikasikan praktek DevOps saat ini. Mereka tertarik memakai jasa DevOps engineer karena sistem DevOps sendiri yang terbukti efektif dalam melakukan perbaikan software lebih cepat, mengurangi jumlah error atau kesalahan software, hingga melakukan deploy yang lebih banyak.
Alhasil, posisi DevOps engineer di perusahaan adalah hal yang penting. Hal ini dibuktikan dengan tingginya gaji DevOps engineer di luar negeri yang berkisar $60,000 hingga $100,000!
Ingin tahu lebih banyak pekerjaan IT apa saja yang termasuk ke dalam ranah DevOps? Yuk lanjutkan scroll untuk mengetahui jawabannya!
6 Praktek DevOps di Dunia IT
Anda sudah mengenal apa itu DevOps. Tapi mungkin Anda masih belum terbayang praktek langsung dari DevOps dalam kehidupan sehari-hari. Lantas apa saja praktek kerja IT yang tergolong ke ranah DevOps? Tenang, kami punya jawabannya.
Setidaknya dalam dunia IT, ada 6 pekerjaan yang merupakan pengaplikasikan ilmu DevOps. Keenam praktek DevOps adalah:
1. Infrastructure as a Code
Pertama adalah praktek infrastructure as a code dalam sistem architecture. Praktek ini mendefinisikan infrastruktur sebuah produk ke dalam susunan kode pemrograman. Pun tujuannya adalah untuk memudahkan proses standarisasi kode dan memudahkan programmer untuk melakukan duplikasi produk. Sehigga, tim developer bisa mudah menambah mesin hanya dengan 1 baris kode saja. Sistem ini juga berperan untuk meminimalisir kesalahan saat produksi produk.
2. Continuous Integration
Continuous Integration adalah proses pengembangan software dengan melakukan pengubahan kode secara berkala atau reguler. Para developer juga akan melakukan serangkaian pekerjaan lain seperti merging repository, menjalankan test, membangun automated built dan push commit baru untuk mendapatkan hasil dari project.
Di atas semua pekerjaan tersebut, programmer juga wajib melakukan perbaikan bug melalui pengupdatean code sehingga kualitas produk software dapat tetap terjaga stabil atau lebih baik lagi.
3. Continuous Deployment
Selanjutnya, tugas DevOps adalah Continuous Deployment yang dijalankan pada saat pengujian software. Saat hasil uji coba atau test software di Continuous Integration telah berlangsung dan dinyatakan baik, maka tim developer akan memerhatikan kondisi environment test memakai sistem Continuous Deployment. Sistem ini juga sering dipakai untuk memaksimalkan jumlah feedback aplikasi atau software.
4. Continuous Delivery
Berikutnya adalah Continuous Delivery. Praktek DevOps yang ini terjadi sering kali saat perusahaan memilih untuk tidak melakukan deploy ke environment production dikarenakan persoalan bisnis.
Jadi, tim developer sudah mengerjakan semuanya: mengubah code, building, dan juga testing software sehingga mereka tinggal perlu melakukan deploy ke environment production saja. Namun di sini para DevOps engineer sudah mempersiapkan build artifact yang siap dijalankan kapan saja software akan dirilis ke environment production.
5. Monitoring
Selain merakit update software, DevOps engineer juga harus melakukan monitoring. Monitoring dilakukan agar tim developer selalu mengetahui bagaimana dampak dari perubahan code yang mereka buat di software.
6. Configuration Management
Configuration Management merupakan bagian dari sistem engineering. Di sini, para DevOps engineer memastikan maintenance dari konfigurasi produk untuk melihat dan memastikan konsistensi software saat bekerja di environment. Di sini terjadi konfigurasi untuk mempermudah kinerja software sekaligus meminimalisir error.
Logging
Task terakhir adalah melakukan logging ke aplikasi untuk sekali lagi, mengecek software aplikasi atau website yang dibuat sudah dapat bekerja dengan baik saat dijalankan oleh user. Dalam praktek DevOps, sistem log harus terpusat (Centralized Logging).
Praktek sistem log terpusat akan mempermudah developer untuk bekerja karena tingkat kompleksitas software yang tinggi, otomatis menuntut developer untuk menganalisis aneka komponen log. Jumlah komponen ini bisa menjadi sangat banyak andai di pisah-pisah.
Ingin Menjadi DevOps Engineer? Kuasai Skill Ini Dulu, Ya!
Apakah sampai di sini Anda tertarik untuk menjadi seorang DevOps developer? Tentu saja Anda juga bisa menjadi seorang DevOps developer dan mendapatkan gaji yang sangat tinggi! Namun sebelum memulai meniti karir sebagai seorang DevOps engineer, ada beberapa skill yang harus Anda kuasai terlebih dahulu, ya.
Apa sajakah itu? Skill wajib DevOps adalah:
1. Kolaborasi
Skill pertama adalah kolaborasi. DevOps engineer harus bisa melakukan kolaborasi kerja tim yang baik, sebab dalam praktek DevOps, semua komponen yang bekerja dalam pihak pengembang dan perusahaan bisa mendapatkan pengalaman kerja yang sama. Alhasil, kolaborasi menjadi konsep utama dari DevOps.
2. Fleksibel
Skill kedua yang menjadi tuntutan dalam DevOps adalah fleksibel. Anda harus selalu mampu bersikap fleksibel terhadap segala perubahan yang mungkin terjadi dalam project software, sebab proses coding selalu mengalami perubahan dan senantiasa harus di-update.
Jadi, Anda harus selalu belajar bagaimana caranya mengintegrasikan sistem dan belajar mengasah kemampuan ngoding. Caranya cukup mudah. Anda hanya perlu mengusahakan untuk terus mencari update perkembangan dunia IT terbaru dan mempelajarinya, ya!
3. Percaya Diri Membuat Keputusan
Kunci rahasia untuk bisa sukses bersaing dalam dunia DevOps engineer sesungguhnya sederhana. Anda hanya perlu menjadi sosok atau pribadi yang percaya diri dalam membuat keputusan. Perusahaan cenderung mempekerjakan para DevOps engineer yang percaya diri dan tegas dalam membuat keputusan.
Mengapa rasa percaya diri ini penting? Jawabannya tidak jauh-jauh dari sifat alami coding yang selalu berubah dan menuntut developer untuk cepat membuat keputusan. Terlebih saat terjadi error atau bug, Anda akan dituntut untuk bisa memutuskan solusi terbaik dalam waktu cepat agar update software bisa segera jadi dan dirilis.
Anda juga tidak boleh banyak ragu saat bekerja, karena sifat update software DevOps harus diluncurkan dalam kurun waktu yang singkat. Alhasil, ketegasan dan rasa percaya diri amat dituntut untuk menjadi seorang DevOps engineer.
Mampu Membangun Keamanan Software
Faktany, DevOps adalah software dengan resiko tinggi untuk diretas hacker. Ini adalah efek samping atau resiko dari sifat DevOps yang menghadirkan environment development serta persebaran code yang super cepat. Jadi, Anda harus mempunyai skill khusus menulis dan membangun code security guna melindungi aplikasi dari kemungkinan serangan hacker. Anda harus banyak belajar cara memastikan software sudah mempunyai mekanisme pertahanan dari serangan cyber.
4. Pengetahuan terhadap Infrastructure
DevOps developer pula harus punya pemahaman dan pengetahuan terhadap infrastructure. Pengetahuan infrastructure adalah pelengkap skill DevOps Anda, di mana dengan berbekalkan pengetahuan ini, Anda bisa lebih mudah membuat aplikasi secara lebih efektif. Selagi masih ada waktu, Anda bisa mencicil belajar dari sekarang terkait infrastructure cloud dan database, serta beraneka ragam elemen software untuk bekerja memakai jaringan virtual.
5. Skill Menulis Kode Script (Scripting)
Skill terakhir yang menjadi tuntutan DevOps adalah kemampuan menulis kode script. Skill ini juga dikenal dengan istilah scripting atau programming. Anda harus bisa menulis aneka jenis kode-kode secara manual, seperti menulis kode DNS dan menentukan IP address. Ada pula banyak jenis bahasa pemrograman yang bisa Anda pelajari, seperti Python, Ruby, JavaScript dan Perl.
Demikianlah pembahasan kali ini tentang kehidupan DevOps Indonesia. Bagaimana, tertarikkah Anda untuk menjadi salah satu bagian dari DevOps Indonesia? Semoga artikel kali ini mampu menambah wawasan dan inspirasi Anda tentang perkembangan dunia IT! Jangan lupa untuk menemukan lebih banyak ilmu dan inspirasi kehidupan IT hanya dari website Appkey.id, sampai jumpa lagi.
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.