Last Updated on October 26, 2020 by
Penggunaan Aplikasi AR dalam Pengembangan Aplikasi Gaming sejak awal kemuculannya, VR dan AR (Virtual Reality and Augmented Reality) hingga saat ini, masih banyak yang menyangsikan dan menganggap bahwa dua teknologi ini tidak akan bertahan lama, tidak akan menjadi masa depan karena berbagai hal. Namun tentunya tidak sedikit yang percaya bahwa dua teknologi ini akan menjadi masa depan dan akan mengubah gaya hidup manusia, layaknya kemunculan smartphone.
Perkembangan teknologi satu ini berpengaruh positif terhadap dunia gaming dan game AR masih menjadi trend tersendiri. Bahkan para pengembang game AR ini, pada 2019 lalu meraih pendapatan hingga US$2,2 miliar dan memang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Menariknya, AR menjadi penyumbang terbesar di antara dua teknologi ini—AR dan VR.
Masih ingat salah satu game AR, Pokemon Go yang pernah sangat booming tahun 2016 lalu? Yup, semenjak kemunculan game AR satu ini, orang-orang mulai menyukai dan tertarik pada game AR. Bahkan saat ini ada banyak bermunculan game AR, seperti Minecraft Earth dan Harry Potter: Wixard Unite yang tidak kalah ramai peminatnya.
Tentunya penggunaan teknologi AR dalam penerapannya pada game menjadi bahasan menarik. Oleh karena itu, kali ini kami akan menyuguhkan bahasan terkait penggunaan aplikasi AR dalam pengembangan aplikasi gaming. Tentunya ini akan menjadi bahasan yang tidak boleh Anda lewatkan, terutama bagi Anda yang tertarik dalam pengembangan game AR.
Table of Contents
Pengertian AR dan Perbedaannya dengan VR
Augmented Reality merupakan sebuah teknologi yang bekerja untuk memperluas dunia fisik dengan cara menambahkan berbagai lapisan informasi yang berbentuk digital ke dalamnya. Teknologi AR ini akan muncul secara langsung pada tampilan lingkungan yang ada dengan menambahkan suara, video, hingga grafik di dalamnya. Singkatnya, AR adalah penampakan lingkungan dunia nyata secara fisik yang dibarengi dengan gambar yang berasal dari komputer sehingga teknologi ini akan mengubah persepsi realitas penggunanya.
Penggunaan langsung penampakan lingkungan fisik inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara Augmented Reality dengan Virtual Reality. Sebab dalam VR, teknologi ini penerapannya dengan cara menciptakan seluruh lingkungan buatan sehingga mengganti lingkungan asli dengan lingkungan virtual yang diciptakannya.
Lalu bagaimana cara kerja teknologi AR ini? AR bekerja dengan cara ditampilkan pada berbagai perangkat atau media seperti pada ponsel, layar, kacamata, dan berbagai media lainnya. Untuk menghasilkan hasil yang maksimal dan dapat bekerja dengan baik pada berbagai perangkat tersebut, digunakan berbagai bentuk data. Data yang digunakan tersebut dapat berupa gambar, animasi, video, hingga berbagai model 3D.
Dengan begitu pengguna dapat melihat hasilnya dalam cahaya buatan ataupun natural. Ar menggunakan teknologi yang disebut SLAM (Simultaneous Localization and Mapping). Selain SLAM, digunakan juga sensor dan pengukur kedalaman. Ketiga teknologi ini nantinya akan mengumpulkan data sensor sehingga dapat berfungsi untuk menghitung jarak dari lokasi sensor ke objek yang dikehendaki.
Komponen Augmented Reality yang Digunakan Dalam Game AR
Ada berbagai komponen yang digunakan oleh teknologi AR dalam penerapannya. Berbagai komponen ini jugalah yang digunakan dalam pengembangan game, terutama game berbasis AR. Berikut penjelasannya:
1. Kamera dan Sensor
Komponen pertama adalah kamera dan sensor yang pemanfaatannya diterapkan untuk mengumpulkan berbagai informasi kolaborasi antara pengguna game AR untuk kemudian mengirimkannya agar diproses. Misalnya kamera yang terdapat pada ponsel pintar Anda yang memiliki kemampuan memeriksa keadaan lingkungan. Dengan data hasil pemeriksaan tersebut, maka teknologi ini mampu menemukan barang fisik lalu menghasilkan model 3D.
2. Proyeksi
Komponen selanjutnya yang terdapat dalam AR yang berguna dalam pengembangan game AR adalah proyeksi. Proyeksi yang dimaksud ini mengacu pada proyektor yang jauh lebih kecil daripada yang terdapat pada headset AR. Proyektor ini berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari sensor untuk kemudian diproyeksikan dalam bentuk konten yang telah terkomputerisasi ke permukaan untuk kemudian dapat dilihat. Sayangnya, pemanfaatan proyeksi AR ini belum dirancang sepenuhnya dalam penggunaan untuk barang dan layanan komersial.
3. Refleksi
Komponen terakhir yang terdapat pada Augmented Reality adalah refleksi yang sudah terdapat pada beberapa ponsel pintar. Refleksi berupa cermin pada ponsel ini berfungsi membantu mata manusia unutk melihat berbagai gambar visual. Setiap ponsel memiliki variasi cermin yang berbeda satu sama lainnya. Seperti cermin kecil yang dapat ditekuk dan cermin yang memiliki dua sisi sehingga dapat memantulkan cahaya ke arah kamera sekaligus mata penggunanya. Salah satu fungsi komponen refleksi ini yang tidak kalah penting adalah untuk memainkan dan menciptakan pengaturan gambar yang tepat sehingga pengguna mendapatkan pengalaman yang menyenangkan saat memainkannya.
Teknologi yang Digunakan pada Augmented Reality
1. Marker Based Augmented Reality
Teknologi pertama adalah marker-based AR yang dalam penerapannya menggunakan kamera dan berbagai jenis penanda visual seperti QR dan 2D. Jadi, dalam penggunaannya, teknologi ini akan menghasilkan output hanya jika marker dirasakan oleh pembaca. Dalam teknologi ini kamera digunakan untuk membedakan marker atau penanda dari objek yang terdapat dalam dunia nyata. Pola sederhana, misalnya kode QR merupakan marker yang paling umum digunakan karena mudah dikenali serta dalam penggunaannya tidak memerlukan banyak usaha untuk dapat terbaca.
2. Markerless Augmented Reality
Teknologi selanjutnya yang digunakan pada AR ialah markerless Augmented Reality yang merupakan salah satu aplikasi AR di mana pengimplementasiannya dilakukan secara luas. Dalam penerapannya, markerless AR ini menggunakan GPS, kompas digital, akselerometer, serta pengukur kecepatan. Berbagai komponen yang tertanam dalam markerless AR ini berfungsi untuk menyediakan data berdasarkan lokasi penggunanya.
Salah stau keunggulan teknologi markerless augmented reality ini ialah terdapat fitur yang berfungsi untuk mendeteksi lokasi pada smartphone. Teknologi ini umumnya digunakan untuk memetakan arah seperti Google Maps, menemukan tempat tertentu terdekat, serta aplikasi seluler dengan basis lokasi lainnya.
3. Projected Based Augmented Reality
Projected based augmented reality adalah teknologi AR yang bekerja dengan memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan yang sebenarnya. Keunikan teknologi satu ini ialah kemampuannya yang memungkinkan terjadinya interkasi pengguna dengan cara mengirimkan cahaya ke permukaan. Tidak hanya itu, pengguna juga dapat merasakan interaksi sesama pegguna melalui sentuhan dari cahaya yang telah diproyeksikan.
Cara untuk melakukan deteksi interkasi pengguna pada projected based augmented reality ialah dengan membedakan antara proyeksi yang diharapkan dengan proyeksi yang akan diubah. Hal menarik lainnya dari teknologi AR satu ini adalah penggunaan teknologi plasma laser yang dimanfaatkan untuk memproyeksikan hologram interaktif 3D pada udara.
4. Superimposition Based Augmented Reality
Teknologi terakhir adalah superimposition based augmented rality adalah teknologi AR yang memiliki kemampuan untuk mengganti Sebagian atau keseluruhan tampilan nyata dari sebuah objek dengan pandangan baru dengan penambahan dari objek sejenis. Dalam teknologi ini, pendeteksian objek memiliki peran penting karena aplikasi tidak memiliki kemampuan untuk mengganti tampilan asli meski dengan augmented jika objek yang diinginkan tidak dapat ditentukan.
Contoh penerapan teknologi superimposition adalah seperti yang diterapkan oleh perusahaan furniture, IKEA. Penerapannya dilakukan pada katalog furniture yang mereka terbitkan. Calon konsumen dapat mengunduh aplikasi yang disediakan IKEA lalu mereka hanya tinggal memindah halaman yang diinginkan pada katalog cetak atau digital. Selanjutnya calon konsumen atau pengguna dapat menempatkan furniture IKEA secara virtual di rumah maisng-masing dan menentukan produk yang mereka inginkan dan cocok ditempatkan di rumah atau kantor mereka.
Masa Depan Game Berbasis Augmented Reality
Tidak hanya game AR, penerapan Teknologi AR ini telah digunakan diberbagai bidang, mulai dari bisnis hingga Kesehatan bahkan pendidikan. Dalam dunia gaming sendiri, berbagai lembaga penyelenggara e-sports mulai mengadaptasi teknologi ini. Apalagi jika dibandingkan dengan game VR, game AR memiliki entry-barrier yang lebih rendah. Ini berarti game AR memiliki potensi yang lebih besar untuk dikembangkan menjadi e-sports.
Peminat game AR pun terus meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan mendapatkan peserta e-sport terbanyak pada acara Rainbow Cup yang diadakan pada 2019. Acara ini diadakan di Mall Serpong dengan peserta mencapai 445.
Dengan besarnya potensi tersebut, banyak orang mulai melirik teknologi satu ini dan mulai melakukan investasi besar-besaran. Apalagi keberadaan teknologi satu ini dapat digunakan untuk mewujudkan kreasi dan inovasi para pengembang game untuk menciptakan game yang jauh lebih menarik dan menyenangkan bagi penggunanya. Ini tentunya menjadi indikasi bahwa game yang menerapkan teknologi augmented reality memiliki masa depan yang cukup baik sehingga patut untuk dicoba.
Nah, itulah tadi pembahasan kami terkait teknologi augmented reality. Teknologi ini merupakan teknologi yang tergolong baru namun perkembangan dan penerapannya cukup pesat dan tentunya membawa warna baru dalam dunia teknologi. Apalagi penerapan dan pemanfaatannya sangat bermanfaat dalam berbagai bidang. Terima kasih telah mengikuti hingga akhir, sampai jumpa di artikel menarik lainnya. Semoga bermanfaat!
[jasa-pembuatan-aplikasi]
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.